0

Kunci Gitar NOAH --> Demi Kita


Intro: G C D C
G       Em    C       G    Dm      Em   C
Dalam pikiranku ini, kau seakan telah hilang
G      Em      C          G    Dm      Em  C
Cinta di dalam hidupmu, kau tak pernah merasakan
Am          D
Dimanakah cinta, sentuhlah hatinya
Reff:
Em           D
Kau tak bisa merasakan
C          Am
Hingga cinta mendekati dirimu
Solo: G C G C Am
G      Em     C    G      Dm      Em   C
Cinta di dalam hidupmu, kau tak pernah merasakan
Am      Bm    D
Dimanakah cinta, sentuhlah hatinya
Reff:
Em            D
Kau tak bisa merasakan
C             Am  D
Hingga cinta mendekati dirimu
Em             D
Kau tak bisa menggapainya
C           Am  D
Biar cinta mendekati dirimu oooh
G            D        Em      D
Biarkanlah cinta oooh memberimu rasa
Int: C Dm Em G C D Em
G C D Em G C D G
Reff:
Em           D
Kau tak bisa merasakan
C               Am  D
Hingga cinta mendekati dirimu
Em            D
Kau tak bisa menggapainya
C         Am  D
Biar cinta mendekati dirimu oooh
G           D       Em    D
Biarkanlah cinta oooh memberimu rasa
G           D       Em  D  Gm
Semua demi cinta oooh semua demi kita

Editor by : Diee Hanya Sebuahnama
0

Kunci Gitar NOAH --> Puisi Adinda


Intro: C
C     F     C     F    G
Malam berseri, indah damai dalam hati
Am     C     F    c   Gm      G   Em      G
Kau berikan rasa ini hingga dapat ku bermimpi
E        Am   Dm      Am
Tentang maaf yang bersemi
G         C    G
Tentang cinta yang tak letih
Solo : Am C G G# Am G C
F C G
G    C        F      C
Dan ku harapkan kau kasih
F     G
Tak perlu bertengkar lagi
E           Am
Tak perlu menangis lagi
F      G               Cm    C
Biarkan kita mengalir sampai nanti
Out: F C F C

0

Monumen Perjuangan Salatiga


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Monumen memiliki sebuah arti yaitu bangunan yang sengaja dibuat untuk peringatan kepada orang ternama atau untuk mengenang peristiwa penting yang terjadi. Di Indonesia Monumen sudah dikenal sejak lama, Bahkan pada masa pemerintahan Kerajaan di Indonesia. Sebagai contoh Candi Singosari di Jawa Timur, Warisan Kerajaan Singosari yang dalam kitab Negarakertagama dikatakan bahwa Candi Singosari ini dibuat untuk pendharmaan raja Singashari yang terakhir yaitu Kertanegara, yang meninggal pada tahun 1292 M. Bukti inilah yang menunjukkan bahwa sudah sejak masa lama Monumen dikenal dan dibuat dengan fungsi yang hampir sama dari masa-ke masa.


Monmen-monumen sebagai simbol perjuangan bangsa Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan sudah dibuat sejak pemerintahan masa Orde lama yang dipimpin oleh Ir Soekarno, sebagai contoh Monumen nasional yang dikenal dengan Monas. Pembuatan Monument ini dilakukan agar masyarakat dapat mengenal perjuangan bangsanya ketika mewujudkan kemerdekaan, dan agar rasa Nasionalisme sebagai satu bangsa tetap ada dalam jiwa masyarakat Indonesia. Semangat para pahlawan yang telah gugur dalam perjuangan kemerdekaan juga dapat dikenang melalui monumen-monumen tersebut.

Salah satu monument perjuangan Kemerdekaan Indonesia itu terdapat di Salatiga, yang bernama Monument Perjuangan Salatiga dan saat ini masyarakat lebih mengenal dengan Tugu Pancasila. Dalam buku daftar inventarisasi Peninggalan Sejarah dan Purbakala jawa tengah tahun 1983/1984 dikatakan bahwa Monumen terbuat dari beton Bertulang dibangun pada tahun 1974, pada masa pemerintahan Presiden Soeharto. Monumen ini menggambarkan semangat perjuangan pemuda di setiap daerah tanah air dalam mempertahankan kemerdekaan dilambangkan 3 buah patung yakni Brigjen Sudiarto, laksamana Muda Laut Yos Sudarso, marsekal muda udara Adi Sucipto adalah putra-putra daerah salatiga yang gugur dalam tugas Negara. Pembangunan monument ini dimaksudkan untuk menjadikan suri tauladan bagi siapapun juga dalam melaksanakan pengabdian kepada Negara.





Pada bagian belakang monumen ini juga terdapat relief yang menceritakan mengenai perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan. Dengan 8 orang yang digambarkan sebagai para pejuang yang sedang bergegas dan mempersiapkan diri untuk menuju medan pertempuran dengan menggunakan senjata, yang dahulu senjata-senjata tersebut didapat dari hasil rampasan senjata-senjata musuh. Dengan tekat dan Semangat kemerdekaan para pejuang menuju medan pertempuran. Inilah masyarakat Indonesia, dengan semangat dan tekat Persatuan dan kesatuan mampu merebut dan mewujudkan Kemerdekaan Indonesia.

Salatiga sungguh beruntung memiliki tokoh-tokoh yang ikut berkontribusi dalam perjuangan bangsa Indonesia, Ketiga tokoh yang disebut Pahlawan di atas berjuang hingga mengorbankan nyawanya demi berkibarnya sang merah putih penanda kemerdekaan bangsa Indonesia. Semangat, Perjuangan, dan Ketulusan mereka untuk mewujudkan apa yang dicita-citakan bangsa Indonesia patutu di contoh oleh generasi muda saat ini, tidak hanya generasi muda di Salatiga saja yang memiliki monument tiga pahlawan tersebut, namun menjadi panutan bagi seluruh Masyarakat Indonesia. Monumen perjuangan menggambarkan suatu Bukti nilai perjuangan yang mempunyai nilai heroik patriotik yang perlu diketahui dan diwarisi oleh generasi penerus.
0

Transportasi Di Kota Salatiga

Salatiga memiliki tiga terminal, yang bernama Tingkir yang melayani bis tujuan AKDP Jateng dan AKAP Jateng, seperti Jakarta hingga Denpasar, Bali, Tamansari yang melayani jalur dalam kota,dan terminal Rejosari yang melayani daerah Salatiga Atas ( wilayah Getasan, Kopeng, Ngablak, dan kota Magelang). Untuk transportasi massal, Salatiga memiliki angkutan kota, bis kota dan armada taksi dengan tujuan beberapa daerah di sekitar kota Salatiga.
0

Pendidikan Di Kota Salatiga


Di Salatiga ada 10 SMP Negeri, 1 MTs Negeri dan beberapa SMP swasta seperti SMP Islam Al Azhar 18, SMP Stella Matutina, SMP Kristen 1, SMP Kristen 2, dan SMP Laboratorium Satya Wacana. Adapun beberapa SD Negeri yang tersebar di banyak daerah dan juga swasta yang banyak terpusat diperkotaan.Di kota ini terdapat Universitas Kristen Satya Wacana, salah satu universitas swasta ternama di Indonesia, yang pernah terkenal pada tahun 80-an karena kekritisan para mahasiswa dan dosennya terhadap Pemerintah Orde Baru. Selain itu terdapat pula STAIN Salatiga, satu-satunya perguruan tinggi Islam di Kota Salatiga yang berdiri berkat dukungan berbagai pihak terutama para ulama dan pengurus Nahdlatul Ulama Jawa Tengah. Sekolah-sekolah menengah di Salatiga melalui Internet dihubungkan dalam Jaringan Pendidikan Salatiga. Adapun sekolah-sekolah menengah umum di Salatiga antara lain SMA Negeri 1 Salatiga, SMA Negeri 2 Salatiga, SMA Negeri 3 Salatiga, dan beberapa SMA swasta. Sedangkan untuk sekolah kejuruan ada SMK Negeri 1 Salatiga, SMK Negeri 2 Salatiga, SMK Negeri 3 Salatiga dan beberapa SMK swasta.
Sebagai Kota Pendidikan, Salatiga juga memiliki Perpustakaan Umum Kota Salatiga sebagai wahana pembelajaran sepanjang hayat yang menyediaan sumber informasi dan pengetahuan bagi setiap orang, khususnya bagi warga Salatiga.
0

Geografi Kota Salatiga


Salatiga terletak di ketinggian 750-850 mdpl, dan terletak di lereng timur Gunung Merbabu yang membuat daerah Salatiga menjadi lebih sejuk. Pemandangan Gunung Merbabu, Gunung Ungaran, Gunung Telomoyo, dan Rawa Pening yang indah membuat Salatiga menjadi daerah yang indah dan spektakuler. Seluruh Wilayah Salatiga dibatasi oleh Kabupaten Semarang, antara lain di bagian utara berbatasan dengan Kecamatan Tuntang dan Kecamatan Pabelan, di bagian selatan berbatasan dengan Kecamatan Tengaran, di bagian barat berbatasan dengan Kecamatan Tuntang dan Kecamatan Getasan, di bagian timur berbatasan dengan Kecamatan Tengaran dan Kecamatan Pabelan.
0

Sejarah Kota Salatiga (Menurut Prasasti Plumpungan, Zaman Kolonial, Zaman Kemerdekaan)


Sejarah

  • Prasasti Plumpungan

Ada beberapa sumber yang dijadikan dasar untuk mengungkap asal-usul Salatiga, yaitu yang berasal dari cerita rakyat, prasasti maupun penelitian dan kajian yang cukup detail. Dari beberapa sumber tersebut Prasasti Plumpungan-lah yang dijadikan dasar asal-usul Kota Salatiga. Berdasarkan prasasti ini Hari Jadi Kota Salatiga dibakukan, yakni tanggal 24 Juli 750 yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Tingkat II Kota Salatiga Nomor 15 Tahun 1995 tentang Hari Jadi Kota Salatiga.
Prasasti Plumpungan, cikal bakal lahirnya Salatiga, tertulis dalam batu besar berjenis andesit berukuran panjang 170cm, lebar 160cm dengan garis lingkar 5 meter yang selanjutnya disebut Prasasti Plumpungan.
Berdasar prasasti di Dukuh Plumpungan, Desa Kauman Kidul, Kecamatan Sidorejo, maka Salatiga sudah ada sejak tahun 750 Masehi, pada waktu itu Salatiga merupakan perdikan.
Perdikan artinya suatu daerah dalam wilayah kerajaan tertentu. Daerah ini dibebaskan dari segala kewajiban pajak atau upeti karena daerah tersebut memiliki kekhususan tertentu, daerah tersebut harus digunakan sesuai dengan kekhususan yang dimiliki. Wilayah perdikan diberikan oleh Raja Bhanu meliputi Salatiga dan sekitarnya.
Menurut sejarahnya, di dalam Prasasti Plumpungan berisi ketetapan hukum, yaitu suatu ketetapan status tanah perdikan atau swantantra bagi Desa Hampra. Pada zamannya, penetapan ketentuan Prasasti Plumpungan ini merupakan peristiwa yang sangat penting, khususnya bagi masyarakat di daerah Hampra. Penetapan prasasti merupakan titik tolak berdirinya daerah Hampra secara resmi sebagai daerah perdikan atau swantantra. Desa Hampra tempat prasasti itu berada, kini masuk wilayah administrasi Kota Salatiga. Dengan demikian daerah Hampra yang diberi status sebagai daerah perdikan yang bebas pajak pada zaman pembuatan prasasti itu adalah daerah Salatiga sekarang ini.
Konon, para pakar telah memastikan bahwa penulisan Prasasti Plumpungan dilakukan oleh seorang citralekha (penulis) disertai parapendeta (resi). Raja Bhanu yang disebut-sebut dalam prasasti tersebut adalah seorang raja besar pada zamannya yang banyak memperhatikan nasib rakyatnya.
Isi Prasasti Plumpungan ditulis dalam Bahasa Jawa Kuno dan bahasa Sanskerta. Tulisannya ditatah dalam petak persegi empat bergaris ganda yang menjorok ke dalam dan keluar pada setiap sudutnya.
Dengan demikian, pemberian tanah perdikan merupakan peristiwa yang sangat istimewa dan langka, karena hanya diberikan kepada desa-desa yang benar-benar berjasa kepada raja. Untuk mengabadikan peristiwa itu maka raja menulis dalam Prasasti Plumpungan Srir Astu Swasti Prajabhyah, yang artinya: "Semoga Bahagia, Selamatlah Rakyat Sekalian". Ditulis pada hari Jumat, tanggal 24 Juli tahun 750 Masehi.

  • Zaman kolonial


Karena dukungan faktor geografis, udara sejuk dan letak yang sangat strategis, maka Salatiga cukup dikenal keindahannya di masa penjajahan Belanda, bahkan sempat memperoleh julukan "Kota Salatiga yang Terindah di Jawa Tengah".
Pada zaman penjajahan Belanda telah cukup jelas batas dan status Kota Salatiga, berdasarkan Staatsblad 1917 No. 266 Mulai 1 Juli 1917 didirikan Stadsgemeente Salatiga yang daerahnya terdiri dari 8 desa.Salatiga pada masa kolonial tercatat sebagai tempat ditandatanganinya perjanjian antara Pangeran Sambernyawa atau Raden Mas Said (kelak menjadi KGPAA Mangkunegara I) di satu pihak dan Kasunanan Surakarta dan VOC di pihak lain. Perjanjian ini menjadi dasar hukum berdirinya Kadipaten Mangkunegaran


  • Zaman kemerdekaan


Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga adalah bekas stadsgemeente yang dibentuk berdasarkan Staatsblad 1929 No. 393 yang kemudian dicabut dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kecil Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat.
0

Jadwal Tour "NOAH" Pro Mild di 50 Kota



  1. 14 April 2013 PRO MILD TOUR BALIKPAPAN
  2. 16 April 2013 PRO MILD TOUR TENGGARONG (KALIMANTAN TIMUR)
  3. 18 April 2013 PRO MILD TOUR BERAU (KALIMANATAN TIMUR)
  4. 20 April 2013 PRO MILD TOUR TARAKAN (KALIMANTAN UTARA)

Jam, Tempat, Harga Tiket dapat berubah sewaktu", untuk kota" lain akan segera di update ... :)
0

SESANTI Kota Salatiga


Keindahan alam di Kaki Merbabu adalah motovasi mewujudkan sesanti 'HATI BERIMAN'


seHAT  : kesehatan jasmani, rohani, dan lingkungan
terTIb : kesadaran sosial dan disiplin
BERsih : kondisi kehidupan yang bersih secara fisik dan psikis
Indah  : keindahan alam
aMAN   : keamanan lingkungan pemukiman, kerja, dan umum

--> Perda Kodya Tingkat II Salatiga Nomor 10 Tahun 1993 tentang 'Penetapan Semboyan Kota Salatiga Hati Beriman'
0

Prasasti Plumpungan

Salah satu peninggalan Sejarah yang menjadi saksi terbentuknya Kota Salatiga :

  1. Semoga bahagia (SrAr = astu)! Selamatkanlah rakyat sekalian (swasti prajabhyah)! Tahun Saka setelah berjalan 672/4/31pada hari jum'at (sukrawara);
  2. tengah hari //O//;
  3. Dari beliau demi agama (dharmmaartham) untuk kebaktian kepada Yang Maha Tinggi (Isa), telah menganugerahkan sebidang tanah atau taman (ksetradanam), agar memberikan kebahagiaan kepada mereka (udayajananam);
  4. yaitu Desa Hampra (Hampragramam) yang terletak (hitam) wilayah Trigramyama (trigramyamahitam) dengan persetujuan (anumatam) dari Siddhadewi (Sang Dewi yang Sempurna atau Mendiang) berupa daerah bebas pajak atau perdikan (prantasima-widhanam) dan;
  5. ditetapkan dengan tulisan aksara atau prasasti (lekhaak-sarawidhiwidhitam) yang ditulis menggunkan ujung mempelam (kosamragra)
  6. dari beliau yang bernama Bhanu (Bhanumamno), (dan mereka) dengan bangunan suci atau candi (yaso) ini, selalu(nityam) menemukan hidup abadi (jiwitam).
0

Lambang Daerah Kota Salatiga

Makna, Filosofi dan Cita- Cita


Berdasarkan Perda Kotamadya Salatiga Nomor 5 Tahun 1997, maka lambang daerah dibagi menjadi dua macam, yaitu :

  1. Makna warna dalam lambang daerah :
  • Putih
    Berarti kejujuran/kesucian;

  • Kuning Emas
    Berarti keluhuran/keagungan/kemuliaan/kejayaan;

  • Hijau
    Berarti kemakmuran;

  • Biru
    Berarti kedamaian;
  • Hitam
    Berarti keabadian/keteduhan
  • Merah
    Berarti kedamaian

2. Makna bentuk dan motif yang terkandung dalam Lambang Daerah :

  • Bentuk Perisai
    Melambangkan pertahanan dan ketahanan Wiayah/Daerah,    sedangkan warna dasar biru laut melambangkan kesetiaan, Bintang bersudut lima bewarna kuning emas yang disebut "NUR"

  • Cahaya
    Melambangkan bahwa rakyat Salatiga adalah insan yang percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai agama dan kepercayaan masing- masing

  • Lukisan Sadak Kinang
    Melambangkan kesuburan daerah Salatiga dan sumber kekuatan;
  • Lukisan dua buah gunung yang berhimpit menjadi satu
    Melambangkan bersatunya rakyat dengan Pemerintah daerah, disamping melambangkan Kota Salatiga berada di daerah pegunungan yang berhawa sejuk;
  • Lukisan Padi dan Kapas
    Melambangkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Salatiga, sedangkan julah biji padi dua puluh empat buah dan daun kelopak bunganya berjumlah tujuh, Melambangkan tanggal dan bulan Hari jadi Kota Salatiga;
  • Lukisan Patung Ganesha
    Melambangkan dan peranan fungsi Salatiga sebagai kota pendidikan;
  • Susunan Batu bata
    Melambangkan status kota/kotamadya, dan empat lekukan serta lima kubu perindungan melambangkan tahun 1945 diproklamasikan Kemerdekaan Republik Indonesia;
  • Pita dengan tulisan " SRIR ASTU SWASTI PRAJABHYAH "
    Mempunyai makna "Semoga Bahagia Selamatlah Rakyat Sekalian";
  • Diatas lambang bertuliskan " SALATIGA "
    Menyatakan bahwa lambang ini adalah Lambang milik Daerah Kota Salatiga;
  • Lukisan dasar tanpa batas bewarna biru laut
    Melambangkan kesetiaan.

   Untuk komposisi ukuran panjang lebar lambing memiliki perbandingan yang paten, yaitu 4,3 banding 3,2. Dalam pasal 4 perda tersebut dijelaskan bahwa Lambang daerah Kota Salatiga wajib dipasang ditempat- tempat kehormtan dan menjadi pusat perhatian sebagai Panji- panji, Lencana, Cap, Kop Kertas Surat, atau Tanda Pajak. Dalam pasal 5 tersurat adanya larangan mempergunakan Lambang Daerah yang oleh Walikota Kepala daerah dianggap merendahkan atau tidak menghormati Lambang daerah. Sedangkan pasal 6 berisi ancaman hukuman pidana kurungan selama- lamanya 6 (enam) bulan bagi pelanggaran ketentuan pasal 5 tersebut.

Translate

 
Copyright © Catatan Sii Diee